Kajian Sejarah Menyebutkan Bahwa Semur Memiliki Pengaruh dari Belanda

Ya, ada beberapa kajian sejarah yang menyebutkan bahwa semur memiliki pengaruh dari Belanda, tetapi gudeg lebih kuat dipengaruhi oleh tradisi lokal Jawa. Mari kita bahas lebih dalam:

1. Semur dan Pengaruh Belanda

Semur berasal dari kata Belanda "smoor", yang berarti hidangan yang direbus perlahan hingga empuk. Konsep ini dibawa oleh Belanda ke Indonesia pada masa kolonial, terutama melalui interaksi dengan komunitas Tionghoa dan pribumi.



Bukti Pengaruh Belanda pada Semur:

  • Teknik memasak: Dimasak perlahan (slow cooking), mirip dengan hidangan Belanda seperti "hachee" (semacam daging rebus dengan bawang dan cuka).
  • Penggunaan kecap: Pada awalnya, orang Belanda menggunakan kecap asin Tionghoa, tetapi kemudian orang Indonesia mengembangkan kecap manis sebagai ciri khas lokal.
  • Varian semur di banyak daerah: Semur tidak hanya ada di Jawa Tengah, tetapi juga di Betawi dan Sumatera dengan adaptasi yang berbeda.

2. Gudeg dan Tradisi Lokal Jawa

Tidak seperti semur, gudeg lebih kuat berasal dari budaya Jawa dan tidak secara langsung dipengaruhi oleh Belanda. Gudeg menggunakan bahan lokal seperti nangka muda yang dimasak dalam santan dan gula merah, yang sudah umum di Jawa sebelum kolonialisme.

Apakah Ada Pengaruh Belanda?

Beberapa teori menyebutkan bahwa Belanda mungkin memengaruhi teknik pengolahan gudeg:

  • Pembuatan dalam jumlah besar: Gudeg awalnya dibuat dalam porsi besar untuk keperluan keraton atau acara besar, mirip dengan teknik memasak Belanda untuk stew (rebusan).
  • Penggunaan kecap manis: Meskipun kecap lebih banyak dipengaruhi budaya Tionghoa, Belanda juga ikut memperkenalkan pemakaian kecap dalam beberapa masakan mereka.

Kesimpulan

  • Semur: Jelas mendapat pengaruh dari Belanda dalam teknik memasak dan penggunaan kecap.
  • Gudeg: Lebih merupakan kuliner asli Jawa, tetapi mungkin memiliki sedikit pengaruh dari Belanda dalam cara memasak dalam jumlah besar dan penggunaan kecap.

Kalau kamu tertarik, kita bisa cari referensi akademik lebih lanjut untuk mendukung kajian ini.

 

0 comments